13 Oktober 2013

Membangun Blora Tanpa Senjata Mustika

ADAKAH yang tahu sejarah terciptanya kata Mustika dalam Kota Blora? Sepertinya belum ada penelitian tentang itu. Entah kalau saya yang meleset. Tapi, baiklah. Saya tak hendak mengambil pijakan sejarah munculnya kata Maju, Unggul, Sehat, Tertib, Indah, dan Kontinu, juga Aman. Tak pas bila memakai patokan historis. Cocoknya tentu pakai tinjauan bahasa.

Namun demikian, sedikit memberikan tempat buat studi sejarah yang bisa menghasilkan kesimpulan sosial, ramainya penggunaan slogan singkatan kota-kota terjadi pada era Presiden Soeharto. Sebut saja: Rembang Bangkit, Pati Bumi Minatani, Solo Berseri, Yogya Berhati Nyaman, dan lain sebagainya. Blora pun jadi Blora Mustika.

Saya sendiri sangat setuju bila menggunakan slogan kata untuk membangun masyarakat. Inilah bentuk komunikasi politik, untuk mempengaruhi masyarakat agar seperti yang dimaui pemerintahnya. Namun ini juga tak cukup. Sebab bila pemerintahnya tak memberikan contoh slogan tersebut dalam kebijakannya, masyarakat juga enggan menjadi yang dislogankan tersebut. Jadilah kata sekedar kata. Kalimat tak terucap dari tindakan dan perbuatan. Padahal inilah yang membekas dalam memori manusia. Ucapan dan tindakan itulah komunikasi yang nyata. Bukan dibuat-buat dari buah pikiran, namun akal budinya yang tergerus ataukah masih utuh.

Beberapa tahun silam ketika saya menjemput kakak di Bandara Adi Sumarmo Solo, saya menyaksikan sebuah baliho besar terpampang di lobi kedatangan, yang posisinya menghadap pintu kedatangan. Baliho yang bertuliskan slogan Kota Solo tersebut baru kali itu saya ketahui. Tulisannya: Solo, Spirit of Java.

Inilah marketing dalam manajemen perkotaan. Sebagai kota budaya, Solo ingin menarik pelancong seolah dengan mengatakan, "hai, kamu belum disebut pernah ke Jawa kalau belum ke Solo. Di sinilah spirit-nya orang Jawa."

Slogan ini, bila memang telah disepakati pemerintah dengan rakyatnya yang diwakili di DPRD, akan membawa konsekuensi berat buat masyarakatnya. Masyarakat Solo dituntut untuk menampilkan orang Jawa yang tinggi filosopi-nya. Kesan orang Jawa yang ramah dan berbahasa halus serta luwes harus ditampilkan orang Solo.

Nah, bila mana ketika masyarakat Blora itu ternyata (sebagian besar) belum berpikiran maju, sedikit memiliki keunggulan dibanding kota lain, tak jarang masyarakat yang belum sehat (jiwanya), tak sedikit yang melanggar tata tertib dan ketertiban umum juga tak tertib dalam proses antrian, keindahan hanya sedikit membekas di Tirtonadi yang bila malam kerlap-kerlip, kontinu-nya bukan kontinu membangun masyarakatnya tapi kontinu telat mengesahkan APBD dan kontinu mengakali anggaran buat rakyat. Apa yang akan terjadi?

Pastinya strategi marketing berantakan. Pelancong tak datang, lebih-lebih saat pembangunan infrastruktunya yang tak di-kontinu-kan secara masif.

Membuat slogan yang tersembunyi dibalik singkatan, jika tak dibarengi dengan pendekatan sosial--baik sosialisasi maupun keteladanan--tak akan mampu mengarahkan masyarakat untuk menuju cita-cita dalam slogan tersebut. Apalagi jika dicekoki terlalu banyak dengan kata-kata. Akhirnya sia-sia.

Keteladanan adalah lebih ampuh dari (sekedar) berkata. Inilah yang ditampilkan Joko Widodo saat tampil jadi Walikota Solo. Seperti misalnya filosofi Jawa yang menyebut 'rukun agawe sentosa' dilakukan Jokowi saat mendamaikan pihak-pihak yang bertikai di keraton Surakarta.

Sebagai pemimpin, Jokowi sadar harus bisa momong rakyatnya agar hidup damai. Sementara dalam tokoh pewayangan, sifat pamomong dimiliki oleh Ki Lurah Semar Badranaya.

Secara tinjauan bahasa sebagai alat komunikasi, slogan Mustika yang dibuat oleh Kota Blora bisa membuat tak fokus audiens. Ada 6 kata, yang sebenarnya ada satu kata yang tidak menunjukkan sifat. Lima kata sifat dalam Mustika diwakili 5 kata selain Maju. Untuk kata yang saya sebut terakhir itu adalah kata kerja. Singkatnya dari saya: anda harus bekerja (dengan sifat-sifat positif) untuk dikatakan sebagai maju.

Anda perlu berlatih tertib untuk saya sebut berpikiran maju. Anda perlu berlatih hidup sehat untuk saya sebut anda telah berpikiran sama dengan orang-orang di negara maju. Intinya: mengapa tak mengambil kata maju saja untuk membentuk pembangunan masyarakat di Blora?

Sebab maju itu nyaris memiliki semua sifat dalam 5 kata di singkatan Mustika, mengapa tak ubah saja Blora Mustika jadi Blora Maju? (*)

1 comments:

Hannah mengatakan...

Halo Bos! Selamat Datang di ArenaDomino.com
Arenadomino Situs Judi online terpercaya | Dominoqq | Poker online
Daftar Arenadomino, Link Alternatif Arenadomino Agen Poker dan Domino Judi Online Terpercaya Di Asia
Daftar Dan Mainkan Sekarang Juga 1 ID Untuk Semua Game
ArenaDomino Merupakan Salah Satu Situs Terbesar Yang Menyediakan 9 Permainan Judi Online Seperti Domino Online Poker Indonesia,AduQQ & Masih Banyak Lain nya,Disini Anda Akan Nyaman Bermain :)

Game Terbaru : Perang Baccarat !!!

Kini Hadir Deposit via Pulsa Telkomsel / XL ( Online 24 Jam )
Min. DEPO & WD Rp 20.000,-

Wa :+855964967353
Line : arena_01
WeChat : arenadomino
Yahoo! : arenadomino

INFO PENTING !!!
Untuk Kenyamanan Deposit, SANGAT DISARANKAN Untuk Melihat Kembali Rekening Kami Yang Aktif Sebelum Melakukan DEPOSIT di Menu SETOR DANA.

Posting Komentar